Omset Primarasa meningkat 20% Berkat GrabFood


Jakarta, Media java - Memikirkan kuliner ayam bakar pasti yang paling buat ngiler adalah lumernya bumbu kecap dipadukan dengan daging empuk yang cocok. Tetapi seringkali saat melahap kuliner bebakaran ada sisi gosong yang mengganggu.

Lain perihal bila berkunjung ke warung Ayam Bakar Primarasa. Anda tidak akan temukan sisi gosong pada makanan yang dipesan. Serta ayam bakar yang telah eksis lebih dari 20 tahun itu mempunyai menu-menu yang seringkali disebutkan diva oleh pelanggannya.

"Primarasa berdiri semenjak 1993, diawali oleh ayah-ibu saya. Mereka generasi pertama, mereka yang start dari pertama. Saya sendiri adalah generasi ke-2," tutur owner Ayam Bakar Primarasa Edwin Sugiarto.

Bila disaksikan selintas, kemungkinan tidak ada ketidaksamaan di antara Ayam Bakar Primarasa dengan warung ayam bakar lainnya. Tetapi proses memasak di Primarasa termasuk sangatlah mengutamakan kualitas.

Ayam Primarasa menyengaja di rebus beberapa saat sampai sampai tingkat kematangan yang prima serta empuk daging yang cocok di lidah.

"Memakai arang asli serta kualitas export hingga pembakaran juga bagus. Warna ayamnya cokelat merayu tanpa ada gosong serta keluarkan bau-bau smokey yang ciri khas, yang tentu buat ingin kembali lagi," lanjut Edwin.

Tidak hanya menu ayam, sambal tradisionil di Ayam Bakar Primarasa jadi favorite beberapa konsumen. Serta karena sangat jumlahnya keinginan sambal, faksi Ayam Bakar Primarasa membikinkan sambal dalam versus paket botol yang dapat dibeli serta gampang dibawa pulang konsumen.

"Ayam Bakar Primarasa enak. Banyak makanan yang saya favorite sekali, sich. Yang paling favorite itu ayam bakarnya. Soalnya di sini ayam bakarnya enak sekali, gurih, terus kecapnya tidak kemanisan. Enak deh bikin di lidah," sebut salah satunya konsumen setia Ayam Bakar Primarasa, Kartika.

Tidak hanya menu ayam bakar sebagai favorite, menu lain seperti bandeng pepes jadi best seller.

"Primarasa, kesukaanku tuch yang pepes bandeng. Bandengnya, pedesnya cocok. Jadi bener-bener nonjok medok begitu ya rasa pedesnya. Terus tidak gunakan duri, tidak ribet makannya. Jadi enak," saya konsumen lain namanya Frans.

Walau warung ayam bakarnya telah laku dikunjungi konsumen setia masih, Edwin masih ingin memajukan upayanya supaya omzetnya makin bertambah. Dia selanjutnya mendaftar Primarasa jadi partner merchant GrabFood.

Selesai masuk GrabFood, dia merasai kenaikan penjualan yang relevan sampai 20 %. Pemilik Ayam Bakar Primarasa, Edwin akui benar-benar mengucapkan syukur karena GrabFood warung ayam bakarnya jadi tidak pernah sepi pengunjung.

"Lumayan bagus untuk restoran seperti kami yang setia fan-nya banyak. Mudah-mudahan GrabFood makin banyak kampanye unik . Misalnya kita habis keterlibatan untuk GrabFood signature, kita membuat menu spesial cuma ada di GrabFood," tutup Edwin. (fri/fef)

Posting Komentar

0 Komentar